Tanah merupakan lapisan terluar dari bumi bumi kita. Hampir semua orang mengenal tanah, karena tanah merupakan tempat di mana kita berpijak, berdiri dan berjalan. Tanah juga merupakan objek aktivitas mencangkul bagi para petani, tempat pondasi bagi para perancang maupun pelaksana bangunan, dan tempat tanaman hidup berkembang. Tanah begitu penting bagi manusia. Oleh sebab itu, kita harus tetap menjaga tanah dengan mengadakan usaha-usaha untuk mengurangi erosi dan kerusakan tanah serta menjaga kelestarian tanah.
Identifikasi Ciri dan Proses Pembentukan Tanah di Indonesia
1. Pengertian Tanah
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang berasal dari batuan dan zat organik yang mengalami pelapukan. Mineral pembentuk tanah diperoleh dari pelapukan bahan yang terdapat di suatu daerah. Berubahnya batuan atau zat organik menjadi butir tanah diakibatkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah:
a. pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari
b. batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat oleh air
c. akar tumbuh-tumbuhan dapat menerobos dan memecah batu-batuan sehingga hancur
d. binatang-binatang kecil seperti cacing tanah, rayap, dan sebagainya yang membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat yang dapat menghancurkan batuan
e. pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat organik.
2. Proses Pembentukan Tanah
Proses pembentukan tanah sebenarnya dapat dibedakan menjadi proses pelapukan dan proses perkembangan tanah. Proses pelapukan merupakan proses hancurnya bahan induk, baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Proses perkembangan tanah merupakan proses pembentukan horizon tanah. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembentukan tanah ada lima faktor, yaitu:
a. Bahan induk
Bahan induk adalah bahan yang akan terbentuk menjadi tanah. Bahan ini dapat berupa batuan dan bahan organik. Batuan yang dapat membentuk tanah adalah seperti batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Sedangkan bahan organik adalah bahan yang berasal dari sisa-sisa organisme hidup, baik hewan maupun tumbuhan.
b. Iklim
Iklim merupakan faktor utama pembentuk tanah. Sedangkan unsur utama iklim yang berperan penting dalam proses pementukan tanah adalah suhu udara dan curah hujan.
c. Organisme
Organisme yang dimaksud adalah hewan dan tumbuhan. Organisme sangat berpengaruh pada proses pembentukan tanah, baik sebagai bahan induk maupun pembentuk tanah.
d. Relief
Pembentukan tanah akan lebih cepat jika terjadi di daerah yang memiliki relief datar. Pada lereng yang semakin curam maka erosi semakin hebat, sehingga mengganggu proses pembentukan tanah. Pada tanah yang datar infiltrasi air hujan juga besar sehingga proses pembentukan tanah akan semakin baik.
e. Waktu
Semakin lama waktu pembentukan tanah maka akan semakin tebal pula tanah yang terbentuk. Dalam satu tahun rata-rata pembentukan tanah hanya sekitar 3 mm. Mohr membedakan
a. Tahap permulaan, bahan induk masih belum mengalami pelapukan;
b. Tahap juvenil, proses pelapukan sudah mulai berjalan;
c. Tahap viril, proses pelapukan optimum;
d. Tahap senil, proses pelapukan sudah berlanjut;
e. Tahap akhir, proses pelapukan sudah berakhir
3. Profil Tanah
Bila tanah diiris secara vertikal (tegak lurus ke bawah) maka terlihat lapisan-lapisan mendatar yang menyusun tanah. Lapisan-lapisan itu disebut profil tanah. Masing-masing lapisan disebut horizon. Seluruh horizon yang tersusun membentuk solum (ketebalan tanah).
Berikut adalah susunan horizon tanah:
a. Horizon O merupakan lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman dan hewan tanah. Lapisan ini kaya akan humus terdiri dari beberapa horizon dan berwarna gelap.
b. Horizon A merupakan lapisan di bawah horizon O yang masih mempunyai banyak humus, berwarna keabu-abuan dan lebih pucat karena banyak kandungan mineralnya yang hanyut bersama air hujan.
c. Horizon B merupakan lapisan yang berisi sedikit sekali humus, tetapi sebagian dari mineral yang terhanyut dari horizon A diendapkan di sini.
d. Horizon C, merupakan tempat terjadinya pelapukan, dan tempat batuan dihancurkan
e. Horizon R merupakan batuan tua (batuan asli) yang disebut sebagai batuan dasar.
4. Komposisi Tanah
Tanah terdiri atas berbagai mineral, bahan organik, udara, dan air yang dikelompokkan atas komponen padat (mineral dan organik) dan pori-pori (udara dan air).
1. Bahan Mineral
Berasal dari pelapukan batuan secara mekanis dan diteruskan oleh proses kimiawi yang pada akhirnya membentuk mineral yang terdiri dari dua bagian, yaitu mineral primer yang berasal dari perubahan-perubahan yang terjadi secara kimiawi.
2. Bahan organik
Berasal dari sisa-sisa tanaman yang mengalami pelapukan dan termasuk juga di dalamnya mikroorganisme dari hewan-hewan kecil yang mengalami pelapukan.
3. Udara
Antara udara yang terdapat dalam tanah tidak sama dengan udara yang terdapat di atmosfer. Bila di atmosfer udara tidak tetap, maka udara yang terdapat dalam tanah selalu tetap, termasuk kelembabannya yang mencapai 100%.
4. Air tanah
Air ini terdapat dalam pori-pori tanah dan dapat tertahan di dalamnya yang kadangkala jernih dan tidak mengalir karena mengendap dalam pori-pori. Air tanah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu air tanah yang terdapat dalam larutan tanah yang bersifat bebas, dan air tanah yang tertahan dalam pori-pori tanah dan tidak dapat mengalir, sehingga mengandung bermacam-macam garam.
5. Jenis-Jenis Tanah di Indonesia
Tanah merupakan suatu sistem dinamik yang selalu mengalami perubahan-perubahan dalam hal pembentukan, penambahan, dan pengangkutan berbagai unsur di dalamnya. Keadaan inilah yang menyebabkan suatu daerah atau lokasi akan memiliki jenis tanah yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
a. Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis (tuf) adalah tanah yang terjadi dari pelapukan batuan vulkanis. Pada umumnya, air mudah meresap ke dalam jenis tanah ini tetapi daya menahan air sangat kurang sehingga mudah tererosi. Tanahnya sangat subur dan berwarna kelabu bila masih muda. Bila warnanya coklat karena sudah lama terlapuk, maka disebut tanah vulkanis tua. Tanah ini sangat cocok digunakan untuk persawahan, tanaman palawija, tebu, tembakau, sayur-sayuran, perkebunan, dan ladang.
b. Tanah Laterit
Tanah laterit semula adalah tanah vulkanis, tetapi karena sudah mengalami proses pelarutan oleh air hujan dan terkena suhu tinggi sehingga warnanya yang semula kelabu berubah menjadi kemerah-merahan. Makanya tanah ini sering disebut tanah merah. Tanah ini mengandung alumunium dan besi serta tanah ini subur. Di Indonesia, tanah ini banyak terdapat di Kalimantan Barat, Banten Selatan, dan Pacitan.
c. Tanah Podzol
Tanah ini terjadi dari pelapukan batuan yang mengandung kwarsa pada iklim basah dengan curah hujan antara 2500 sampai 3500 mm/tahun. Sifatnya mudah basah jika terkena air. Tanah ini terbentuk dari bahan induk tuf asam, batu pasir dan sedimen kwarsa. Di Indonesia, jenis tanah ini banyak terdapat di pegunungan yang tinggi, seperti Sumatera, Sulawesi, Papua, Jawa Barat, Kalimantan, Maluku, dan Nusa Tenggara. Tanah ini cocok untuk persawahan, perladangan, kebun karet, kopi, dan kelapa. 60% tanah di Indonesia merupakan tanah podzol.
d. Tanah Kapur
Tanah ini berasal dari pelapukan batuan kapur, sehingga banyak mengandung zat kapur. Ciri utamanya adalah sangat mudah ditembus air (poreus) sehingga kurang subur, Karena berasal dari batuan kapur, maka tanah seperti ini adanya si sekitar pegunungan kapur tua. Tanahnya tidak subur, tapi bisa ditanami pohon jati.
e. Tanah Margalith
Tanah margalith berasal dari batuan yang banyak mengandung batuan kapur dengan pengaruh hujan yang tidak merata sepanjang tahun sehingga warnanya berubah menjadi hitam. Tanah seperti ini terdapat di Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara.
f. Tanah Terarosa
Tanah ini terbentuk dari pelarutan batuan kapur. Karena itu banyak dijumpai di dasar-dasar lembah maupun dolina-dolina yang terdapat di Pegunungan Seribu dan Pegunungan Kapur Selatan.
g. Tanah Liat
Jenis tanah ini memiliki butir-butiran yang sangat halus (kurang dari 0,02 mm) dan berbentuk lempeng. Tanah ini memiliki sifat bila basah lekat dan bila kering keras sekali.
h. Tanah Napal
Tanah napal merupakan percampuran antara tanah liat dengan batu kapur. Tanah seperti ini dapat dijumpai di daerah Bayat (Klaten).
i. Tanah Kaolin
Tanah ini sebenarnya merupakan tanah liat, namun memiliki kekhasan sehingga dapat digunakan untuk membuat keramik. Daerah persebarannya ada di sekitar Banjarnegara.
j. Tanah Rawang
Tanah rawang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan di rawa-rawa yang selalu tergenang air. Tanah seperti ini banyak terdapat di pantai-pantai Sumatera Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Papua.
k. Tanah Padas
Tanah jenis ini sangat padat sebagai akibat mineral-mineral yang dikeluarkan oleh air dan lapisan di sebelah atasnya.
l. Tanah Aluvial
Tanah Aluvial berasal dari endapan lumpur yang dibawa oleh aliran air sungai. Warna tanah kelabu dengan tekstur liat dan pejal, Jenis tanah ini terdapat di semua kepulauan di
m. Tanah Organosol
Tanah jenis ini terjadi dari bahan induk organik berupa gambut dan rumput rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun. Tanah ini kaya akan unsur hara. Persebaran tanah ini meliputi daerah pasang surut di dataran timur Sumatera, pantai
n. Tanah Pasir (Litosol)
Tanah ini berasal dari batuan pasir yang telah lapuk sehingga sangat miskin unsur hara, daya menahan air sangat kurang dan mudah tererosi. Tanah jenis ini terdapat di pulau Sumatera, Jawa, dan
o. Regosol
Jenis tanah ini berwarna kelabu tua hingga kuning dengan tekstur pasir. Struktur tanah berupa butir tunggal dengan konsistensi gembur. Kandungan bahan organik rendah dan kesuburannya bervariasi. Persebarannya meliputi daerah abu vulkanik di sumatera Timur, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa, dan Nusa Tenggara.
p. Redsina
Jenis tanah ini berwarna kelabu dan hitam. Tekstur tanah bersifat liat dengan struktur kersai. Konsistensi tanah bersifat gembur dengan pH netral. Persebarannya meliputi batu kapur di Jawa, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua.
q. Grumusol
Jenis tanah ini berwarna kelabu hingga hitam. Teksturnya bersifat liat dengan struktur kersai. Konsistensi tanah bersifat teguh dengan pH netral. Persebarannya meliputi Madura, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan.
r. Andosol
Jenis tanah ini berwarna hitam hingga kuning. Teksturnya berupa lempung hingga debu dan berstruktur remah. Konsistensi yang dimiliki bersifat gembur. Persebarannya meliputi Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,
s. Mediteran Merah-Kuning
Sesuai dengan namanya, tanah ini berwarna kuning hingga merah. Teksturnya berupa lempung dengan struktur menggumpal. Konsistensi tanah tergolong gembur hingga teguh. Daerah persebarannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara.
t. Litosol
Jenis tanah ini berwarna merah hingga kuning dan bertekstur liat. Strukturnya bersifat remah dengan konsistensi gembur. Tanah ini terbentuk dari bahan induk tuf vulkanik dan batu vulkanik. Persebarannya meliputi Sumatera Utara, sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.
Menurut usia dan tingkat kesuburannya, tanah dibedakan atas:
a. Tanah muda, yaitu tanah yang sedikit sekali mengandung zat makanan sehingga belum subur.
b. Tanah dewasa, yaitu tanah yang mengandung banyak sekali zat makanan sehingga sangat subur, Tanah inilah yang sangat baik untuk pertanian.
c. Tanah tua, yaitu tanah yang mulai berkurang kandungan zat makanannya.
d. Tanah sangat tua, yaitu tanah yang sangat sedikit, bahkan hampir habis zat makanannya yang terkandung di dalamnya sehingga ada yang menyebut jenis tanah ini sebagai tanah mati. Tanah ini sangat tidak subur.
6. Sifat-Sifat Tanah
Dengan mengetahui sifat-sifat tanah akan dapat diketahui tingkat kesuburan tanah. Sifat-sifat tanah dapat dikenali berdasarkan enam hal, yaitu:
a.Warna Tanah
Sifat fisik tanah yang paling mudah dikenali adalah warna tanah. Umumnya semakin banyak bahan organik yang terkandung maka warna tanah akan semakin gelap. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perbedaan warna tanah adalah sebagai berikut:
1. Bahan organik
2. Kandungan mineral
3. Kandungan air tanah
4. Tingkat perkembangan tanah
5. Drainase
6. Tekstur Tanah
Tekstur tanah didefinisikan sebagai perbandingan relatif berbagai golongan besar partikel tanah dalam suatu
Menurut teksturnya, tanah dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu:
1. Tekstur pasir adalah tanah dengan kandungan pasir lebih dari 70%
2. Tekstur liat adalah tanah dengan kandungan liat antara 35% - 45%
3. Tekstur lempung adalah tanah yang kandungan pasir, liat, dan lempungnya seimbang..
|
|
c. Struktur Tanah
Struktur tanah adalah susunan butir-butir tanah. Butir-butir tanah tersusun dari fraksi-fraksi tanah dan agregat-agregat yang saling mengikat sehingga membentuk kemantapan, ukuran, dan bentuk tertentu.
Ada tiga macam struktur tanah, yaitu:
1) Tanah berstruktur lepas. Tanah dikatakan berstruktur lepas jika butir-butir tanah letaknya berderai (lepas satu dengan yang lainnya)
2) Tanah berstruktur remah. Tanah berstruktur remah jika fraksi-fraksi tanah membentuk agregat-agregat tanah sehingga tanah berpori-pori besar.
3) Tanah berstruktur gumpal. Tanah berstruktur gumpal jika fraksi-fraksi tanah melekat sepanjang permukaan yang lebar dan membentuk agregat-agregat tanah dengan pori-pori kecil.
d. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah reaksi tanah apabila mendapat perlakuan berupa tekanan (kompresi). Konsistensi tanah dapat dibedakan dalam tiga keadaan, yaitu basah, lembab, dan kering. Tabel di bawah ini menjelaskan konsistensi tanah dalam keadaan lembab
Sebutan | Keterangan |
Lepas Sangat gembur Gembur Teguh Sangat teguh Ekstrem teguh | Tanah kohesi, tanah lepas bebas Tanah dapat dipecahkan dengan tenaga tangan yang halus Tanah dapat dipecahkan dengan tenaga tanah yang lembut Tanah dapat dipecahkan dengan tenaga tangan yang sedang Terasa ada daya resistensi. Tanah dapat dipecahkan dengan tenaga takanan yang kuat Tanah dapat dipecahkan dengan tenaga tekan yang amat besar, dan pecah sedikit demi sedikit |
e. Derajat keasaaman (pH) Tanah
Derajat keasaman tanah adalah suatu ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan air tanah. Ukuran aktivitas ion hidrogen digunakan sebagai penentu tingkat keasaman tanah. Keasaman tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Perhatikan tabel derajat keasaman tanah di bawah ini:
Derajat Keasaman (pH) Tanah | Sifat Tanah |
< 4,5 4,6 – 5,0 5,1 – 5,5 5,6 – 6,0 6,1 – 6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,0 8,1 – 9,0 > 9,1 | Sangat masam sekali Masam sekali Agak Masam Sedikit Masam Kurang Masam Netral Sedikit Alkalis/Basa Agak alkalis/basa Sangat alkalis/basa |
f. Permeabilitas
Permeabilitas tanah adalah cepat atau lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah, baik ke arah horizontal maupun ke arah vertikal.
g. Solum Tanah
Solum atau kedalaman tanah menunjukkan berapa (cm misalnya) tebal tanah diukur dari permukaan sampai ke batuan induk.
1. Amatilah tanah di sekitar anda! Cobalahperkirakan komponen pasir,kerikil, debu, dan lempungnya. Bandingkan dengan hasil pengamatan teman Anda. Kemudian diskusikan,mengapa ada perbedaan komposisi tersebut?
2. Demi keperluan pembangunan , kadang-kadang tanah yang subur digunakan untuk lokasi industri atau permukiman. Bagaimana tanggapan kamu, diskusikan dengan temanmu!
B. Penyebab Terjadinya Erosi Tanah dan Kerusakan Tanah yang Lain Serta Dampaknya Terhadap Kehidupan
1. Pengertian Erosi
Erosi adalah ikut sertanya butiran-butiran tanah dan batu-batuan bersama air yang mengalir, angin bertiup atau bersama gletser yang mengalir di atas permukaan tanah. Ada 2 jenis erosi, yaitu:
a.Erosi geologi
Erosi geologi merupakan suatu proses terkelupasnya tanah dari batuan induk dan perpindahan tanah dari satu tempat ke tempat lain. Erosi ini disebut sebagai suatu proses erosi alami.
b. Erosi Air
Erosi air adalah erosi yang diakibatkan oleh air, baik oleh air hujan, laut, maupun air yang mengalir di permukaan bumi. Ada 5 tipe erosi, yaitu:
1. Erosi percikan
Erosi percikan merupakan erosi yang terjadi akibat air hujan yang menetes dan mengakibatkan tetrlemparnya butiran tanah.
2.Erosi Permukaan (erosi lembar)
Erosi permukaan adalah erosi yang terjadi karena pengangkutan horizon/lapisan tanah bagian permukaan akibat hujan maupun aliran permukaan.
3.Erosi alur
Erosi alur adalah erosi yang terjadi karena air hujan terkonsentrasi yang membentuk suatu alur.
4.Erosi Parit
Erosi parit adalah erosi vertikal dengan hasil erosi berbentuk V. Erosi parit terjadi pada lereng yang sedang sampai dengan curam.
5.Erosi Tebing
Erosi tebing terjadi karena tebing tidak atau kurang tertutup vegetasi sehingga tebing mudah tererosi ketika aliran sungai atau hujan.
2. Penyebab Terjadinya erosi
Proses terjadinya erosi dapat dirumuskan sebagai berikut:
|
Keterangan:
E = Erosi v = vegetasi
I = Iklim t = tanah
r = relief m = manusia
Jika dimati, bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya erosi diklasifikasikan menjadi 1) yang tidak dapat diubah (alami) dan 2) yang dapat diubah. Dari ke-5 faktor tersebut, 3 faktor seperti iklim, relief, dan tanah merupakan faktor alam yang sulit diubah oleh manusia, kecuali mempengaruhi, sedangkan faktor vegetasi dan manusia masih mudah diubah.
3. Kerusakan Tanah
Tanah merupakan suatu media yang memiliki fungsi:
tempat tumbuh dan perkembangan tanaman, serta tempat terjadinya resapan air sebagai sumber terbentuknya air tanah.
Melalui erosi tanah mengakibatkan lapisan tanah bagian atas sebagai media pertumbuhan dan resapan air hilang. Hilangnya fungsi tanah dapat dikatakan tanah sudah rusak. Rusaknya tanah akibat erosi menimbulkan dampak seperti:
a. tidak tersedianya air tanah untuk pertumbuhan
b. tanah menjadi tidak subur
c. produktivitas pertanian menurun karena hilangnya lapisan atau permukaan
d. penimbunan tanah hasil erosi pada badan sungai sehingga dangkal, dan
e. berkurangnya air tanah.
1. Identifikasi lahan yang ada di daerah kamu! jelaskan bagian-bagian mana yang mengalami erosi?
2. Menurut anda unsur-unsur apa saja yang bisa mencemari tanah. Bagaimana usaha untuk menjaga tanah dari pencemaran?
C. Usaha Untuk Mengurangi Terjadinya Erosi Tanah
Teknik yang bisa digunakan untuk mengurangi erosi tanah atau untuk pengawetan tanah adalah dengan melakukan konservasi tanah. Metode konservasi tanah diklasifikasikan menjadi 3 cara, yaitu;
|
| |||
1. Metode vegetatif
Metode ini digunakan untuk mengurangi erosi dengan cara menanami pohon pelindung pada lahan pertanian. Pada daerah yang gundul perlu rebosisai, sedangkan di daerah perkampungan/permukiman adalah dengan cara penghijauan.
Dengan banyaknya vegetasi pelindung pada daerah terbuka, maka metode ini mempunyai fungsi:
a.mengurangi daya rusak air terhadap tanah
b.mengurangi aliran permukaan dan memperlambat aliran permukaan,
c.meningkatkan peresapan air
2. Metode Mekanik
Metode mekanik merupakan teknik yang diterapkan untuk memperlakukan lahan secara mekanik. Perlakuan tersebut dapat berupa pembuatan saluran air, membuat saluran penampungan hasil erosi, dan lain sebagainya. Contoh metode mekanik antara lain adalah:
a.pengolahan tanah tegak lurus dengan arah lereng
b.pembuatan sengkedan
c.pembuatan guludan,
d.pembuatan saluran penampungan
4. Metode Kimiawi
Metode kimia digunakan untuk memantapkan tanah. Ini dilakukan untuk mengurangi cipratan air terhadap tanah. Pemantapan tanah ini dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a. pemakaian bahan kimia di permukaan tanah
b. pemakian dengan mencampur bahan kimia dengan tanah
c. pemakaian bahan kimia pada lubang tanah.
1 komentar:
Salam kenal ......
Lengkap sekali artikelnya....bagus sekali, ....
salam
Posting Komentar