Lapisan air (hidrosfer) ditinjau dari lokasinya dapat dibedakan menjadi perairan darat dan perairan laut. Perairan darat merupakan bagian dari hidrosfer dalam bentuk air tanah, sungai, danau, dan rawa, sedangkan perairan laut sebagai bagian terbesar dari hidrosfer adalah dalam bentuk samudera, laut, dan selat.
Zona Pesisir dan Laut
1. Zona Pesisir
Zona pesisir merupakan wilayah sepanjang pantai yang masih dipengaruhi laut dan angin laut. Zona ini berbatasan dengan pantai. Pada zona pantai terjadi gelombang sehingga gerakan air laut permukaan ini mempengaruhi bentuk pantai.
Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah yang unik seperti terdapat hutan mangrove, terumbu karang, pantai, gelombang pasang, dan pulau penghalang yang semua ini hanya terdapat di daerah pesisir. Lingkungan pesisir adalah batas pertemuan antara darat dan laut, dan daerah ini meliputi wilayah sekitar 8% permukaan bumi.
2. Pantai (shore)
Pada dasarnya perairan laut itu menyangkut dua hal, yaitu laut dan pantai. Lautan merupakan wilayah air yang meliputi permukaan lautan, dalam lautan, dan dasar lautan. Sedangkan pantai adalah suatu bentang daratan tempat pasang surutnya air laut. Dengan demikian garis pantai selalu berubah tergantung dari pasang surut air laut.
Kawasan pantai dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Kawasan lepas pantai (offshore) yaitu daerah yang ada di luar lintasan gelombang laut.
b. Kawasan tepi laut depan (foreshore) dibatasai dari zona pasang rendah hingga pasang tinggi.
c. Kawasan tepi laut belakang (backshore) yaitu kawasan yang tidak tergenang laut pada waktu pasang tinggi, tetapi hanya terbenam bila ada gelombang atau pasang yang sangat besar.
3. Gisik (beach)
Gisik adalah wilayah pantai yang material batuan atau tanahnya berupa pasir. Kawasan pantai yang material batuannya bukan pasir seperti batu gamping atau batu vulkanis yang tidak berwujud pasir tidak dapat disebut gisik.
2. Zona Perairan Laut
a. Berdasarkan hukum laut, maka wilayah perairan
1) Zona Teritorial
Zona teritorial merupakan wilayah perairan yang secara mutlak dikuasai suatu negara. Zona teritorial ini sejauh 12 mil dari garis pantai pulau terluar yang dihubungkan dengan pulau terluar lainnya. Garis pantai diukur dari tengah-tengah pasang surut air laut pada waktu surut (garis dasar) sampai 12 mil. Zona ini mutlak dikuasai negara sehingga kegiatan dalam bentuk apapun tidak boleh dilewati tanpa izin pemerintah negara yang bersangkutan.
2) Zona Landas Kontinen
Landas Kontinen merupakan kaki benua sebagai kelanjutan benua atau pada batas continental slope, tetapi tidak lebih dari 200 mil jaraknya dari pulau terluar.
3) Zona Ekonomi eksklusif
Zona ini merupakan zona yang dikuasai pemerintah negara yang bersangkutan yang jaraknya 200 mil dari garis dasar pulau terluar. Akan tetapi, kekuasaan negara hanya dalam bidang ekonomi atau memanfaatkan sumberdaya laut atau dasar laut saja.
b. Berdasarkan proses terbentuknya
1) Laut ingresi merupakan laut yang kedalamannya bertambah karena adanya tenaga tektonik vertikal, maka dasar laut patah sehingga dasar laut merosot, misalnya Laut Banda dan Laut Tengah.
2) Laut transgresi merupakan laut yang permukaaannya bertambah luas dan luas daratan berkurang. Laut ini terjadi sewaktu berakhirnya zaman es, sehingga paparan Sunda dan Sahul menjadi laut, seperti Laut Jawa, Laut Arafuru, dan Selat Karimata.
3) Laut regresi merupakan laut yang mengalami penyempitan. Ini terjadi pada awal zaman es. Akibat suhu yang semakin rendah maka terjadi pembekuan es, terjadilah laut sempit di kutub. Contoh laut Bering.
c. Berdasarkan Letaknya
1) Laut tepi merupakan laut yang terletak di tepi benua dibatasi oleh dasar laut continental shelf, seperti Laut Bering, Laut Jepang, Laut Cina Timur, dan sebagainya.
2) Laut tengah merupakan laut yang diapit oleh 2 benua sehingga arus laut pengaruhnya kecil dan arus di laut ini terbentuk secara lokal. Contoh, Laut Mediteran (Eropa-Afrika), Laut Merah (Asia-Afrika), Laut Banda (Asia –Australia), dan lain-lain.
3) Laut pedalaman merupakan laut yang terbentuk di tengah daratan karena penguapan tinggi, curah hujan rendah, dan tidak ada pelepasan air tersebut ke laut, maka airnya menjadi asin, contoh Laut Mati dan Laut Kaspia.
1. Lihat dan amati peta Indonesia, lalu diskusikanlah! mengapa kota-kota besar itu kebanyakan dekat dengan pantai/laut? Faktor-faktor apa saja yang membuat daerah tersebut cepat berkembang?
2. Lihat dan amati peta Indonesia, kemudian isilah tabel berikut:
No | Laut berdasarkan Letaknya di Indonesia | Nama Laut |
1. 2. 3. | Laut Tepi Laut Tengah Laut Pedalaman | |
Morfologi Dasar Laut dan Gerak Air Laut
1. Morfologi Dasar Laut
Bumi kita, termasuk dasar laut itu tidak datar. Relief dasar laut bervariasi mulai dari punggung laut hingga palung laut. Pembuatan gambar morfologi laut dan kedalaman laut dapat dilakukan dengan menggunakan alat getaran suara (gema) yang disebut echo sounding. Relief dasar laut dapat dibagi sebagai berikut:
a. Berdasarkan kecuramannya
1) Continental shelf (paparan benua)
Relief ini dimulai dari zona pasang surut hingga relief dasar laut yang landai sebagai batas lautan.
2) Continental Slope (lereng benua)
Relief yang membatasi continental shelf dengan dasar laut yang hampir rata, kemiringan relief ini curam. Batas antara continental shelf dan continental slope merupakan batas dari lautan. Continental slope juga dikenal dengan sebutan kaki benua.
3) Deep sea plain (dataran dasar laut)
Relief ini mempunyai lereng yang hampir datar sampai landai karena adanya pengendapan di dasar laut meskipun masih terdapat bentukan seperti punggungan, plato palung, dan gunung api dasar laut yang muncul sebagai pulau gunung api seperti Pulau Rakata.
4) The deeps (laut dalam)
Relief ini curam, sempit dan mencapai kedalaman lebih dari 5000 m. Biasanya, relief ini bentuknya memanjang.
b. Berdasarkan Kedalamannya
1) Zona Litoral (jalur pasang)
Zona ini merupakan tempat pasang dan surutnya permukaan air laut dan batas antara daratan dan lautan.
2) Zona Neritik
Zona ini dibatasi antara tempat pasang surut sampai continental shelf dengan kedalaman, 50-200 m dari permukaan laut. Zone ini penting artinya bagi hewan laut karena sinar matahari mampu menembus perairan, karena itu itu nelayan banyak menangkap ikan di zona ini.
3) Zona Batial,
Merupakan zona laut yang dalamnya antara 200 – 2000 m. Sinar matahari sudah tidak dapat menembus zona ini. Pada zona ini tumbuhan sangat terbatas walaupun binatang laut masih ada.
4) Zona Abysal
Zona ini merupakan zona laut dalam dengan morfologi dasar laut landai sampai datar, meskipun terdapat cekungan yang memanjang yang disebut palung laut. Zona ini sering disebut sebagai lantai benua. Relief dasar laut berdasarkan kedalamannya ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
|
|
c. Berdasarkan Bentuknya
Bentukan di dasar laut diantaranya adalah;
1) Basin dikenal juga dengan lubuk laut. Lubuk laut merupakan cekungan di dasar laut yang bentuknya sama dengan danau di daratan. Contoh basin adalah basin banda dan
2) Palung laut/trench/trough, merupakan dasar laut yang menyerupai lembah yang dalam dan memanjang. Contoh palung adalah palung Mindanau yang dalamnya 11. 165 meter.
3) Ambang Laut, merupakan bentukan di dasar laut seperti bukit memanjang yang memisahkan 2 laut. Contoh ambang laut di Laut Merah yang memisahkan Samudera Hindia dan Laut Merah.
4) Punggung laut merupakan punggungan rangkaian pegunungan di dasar laut dan puncaknya tidak muncul ke permukaan laut, contohnya rangkaian pegunungan mediterania yang tenggelam di Teluk Benggala.
5) Mid Oceanic ridge merupakan punggungan yang terbentuk akibat tenaga tektonik vertikal di tengah samudera sehingga bentuknya memanjang . Contohnya mid oceanic ridge tengah dasar samudera pasifik
6) Lembah dangkal bekas alur sungai (paparan). Zona neritik sekarang pada zaman es merupakan suatu daratan yang disebut paparan. Contoh paparan di Indonesia adalah Paparan Sunda. Pada Paparan Sunda dulu mengalir sungai-sungai yang ada di utara Pulau Jawa, Kalimantan bagian selatan pantai timur Sumatera.
3. Gerak Air Laut
Air laut mengalami gerakan, baik gerak secara vertikal maupun horizontal. Gerak air laut disebut dengan arus laut. Arus laut dipengaruhi oleh:
1) Gaya tarik bulan dan matahari yang menyebabkan pasang dan surut air laut.
2) Kerapatan air. Semakin tinggi suhu air, maka kerapatannya kurang. Oleh karena itu, suhu air permukaan laut di katulistiwa kerapatannya rendah sedangkan air di dasar laut kerapatannya tinggi, maka air dasar laut di katulistiwa naik ke permukaan.
3) Salinitas (kadar garam) air laut, karena suhu tinggi di katulistiwa, maka terjadi penguapan di daerah katulistiwa dan arus bergerak menuju ke sana. Akibat suhu yang tinggi di katulistiwa, maka curah hujan di daerah katulistiwa juga tinggi. Maka salinitas di daerah katulistiwa rendah.
4) Angin, karena pengaruh angin maka terjadi gerakan permukaan air laut yang searah dengan arah angin tersebut.
4. Pasang Surut
Gerakan air laut, termasuk pasang surut dipengaruhi oleh
Berdasarkan kedudukan matahari dan bulan, maka pasang surut permukaan air laut diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a. Pasang Purnama (pasang setingi-tingginya), merupakan pasang permukaan air laut pada saat bulan, bumi, dan matahari membentuk satu garis. Pada daerah yang berhadapan dan bertolak belakang dengan matahari dan bulan terjadi pasang purnama.
b. Pasang Perbani (pasang serendah-rendahnya), merupakan saat pasang dan surutnya permukaan air laut pada saat kedudukan bulan, bumi, dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat ini permukaan air laut tertarik oleh 2 gaya tarik matahari dan bulan sehingga ketinggian pasang tidak terlalu tinggi dan saat surut tidak terlalu rendah.
|
|
5. Gelombang
Bila dua zat dengan kepadatan berbeda saling bergesek, maka terjadilah gelombang. Begitu pula yang terjadi, jika permukaan air laut bergesekan dengan angin yang bertiup. Gelombang laut merupakan gerak permukaan air dalam bentuk lingkaran-lingkaran makin ke kedalaman, gerak gelombang makin lonjong, dan akhirnya diam sama sekali. Gerakan itu tampak seperti air berjalan. Namun sebenarnya air laut tetap di tempat. Gerak gelombang masih tetap berjalan walaupun angin berhenti bertiup. Ini disebut deining atau gelombang ketika angin teduh.
Selain dipengaruhi oleh angin, gerak gelombang juga ditentukan oleh kedalaman laut. Jika gelombang melewati dasar laut yang lebih dangkal gerak gelombang di bawah tertahan oleh dasar laut dan membalik ke atas. Pembalikan itu mengakibatkan timbulnya buih di pantai. Angin badai atau topan dengan kecepatan tinggi dan gempa di dasar laut dengan skala tinggi juga dapat menyebabkan gelombang besar. Gelombang besar yang bisa mencapai ketinggian 20 meter itu dinamakan gelombang tsunami.
|
|
6. Arus Laut
Arus laut adalah gerak air laut yang mempunyai peredaran tetap dan teratur. Macam-macam arus laut, antara lain:
a. Berdasarkan letaknya, arus laut dapat dibedakan menjadi:
- arus atas, jika arusnya bergerak di permukaan laut;
- arus bawah, jika arusnya bergerak di bawah permukaan air laut
b. Berdasarkan suhunya, arus laut dibedakan menjadi:
- arus panas, kalau suhunya lebih panas dari suhu air laut di sekitarnya, contoh arus Gulfstrem dan Kurosyiwo;
- arus dingin, kalau suhunya lebih dingin dari suhu air laut di sekitarnya, contoh arus Peru, arus Oyasyiwo, dan arus Labrador
c. Menurut terjadinya, arus laut timbul karena:
- angin
- perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut
- perbedaan tinggi permukaan samudera
- pengaruh rintangan benua.
|
|
1. Kerjakan dengan anggota kelompokmu, dengan menggunakan bahan pasir, semen, kerikil, batuan, kayu, kertas, tripleks, lem,cat, dan bahan lain, buatlah peta timbul laut berdasarkan kecuramannya!
2. Diskusikan dengan teman-temanmu, mengapa di daerah pertemuan arus panas dan arus dingin banyak terdapat ikan? Jelaskan alasan-alasan kalian!
Kualitas Air Laut, Suhu, Kecerahan, dan Salinitas
1. Kualitas Air Laut
Kualitas air laut ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia terlarut dalam air. Permasalahan kualitas dapat ditimbulkan oleh proses alamiah maupun akibat ulah manusia. Misalnya pencemaran air laut akibat limbah industri, rumah tangga, pertanian, buangan minyak, dan tingginya kadar muatan tersuspensi karena erosi. Kualitas air laut dapat dibedakan menjadi 3 hal, yaitu kualitas fisika, kualitas imia, dan kualitas biologi.
2. Suhu Air Laut
Intensitas pemanasan matahari senantiasa berubah sehingga suhu air laut akan berubah sesuai dengan perubahan intensitas penyinaran matahari. Perubahan suhu ini dapat terjadi secara harian, musiman, tahunan, dan jangka panjang.
Suhu air laut berkisar antara – 20C sampai 400 C. Hal ini tergantung musim dan letak pada garis lintang. Fluktuasi suhu permukaan air laut pada umumnya tidak lebih dari 10C setiap harinya, sedangkan suhu maksimum di lautan terbuka tidak akan lebih dari 300 .C
3. Kecerahan (Warna) Air Laut
Perubahan intensitas cahaya di permukaan laut bervariasi berdasarkan musim. Cahaya matahari dapat menembus lapisan perairan hingga mencapai kedalaman 200 m. Dengan adanya cahaya tersebut menyebabkan air laut berwarna. Warna air laut bermacam-macam. Hal ini karena beberapa faktor, yaitu:
a. warna biru karena pengaruh warna langit;
b. warna kuning disebabkan karena adanya lumpur yang berwarna kuning;
c. warna hitam karena adanya lumpur yang berada di dasar laut;
d. warna hijau karena endapan dekat pantai yang memantulkan warna hijau;
e. warnamerah karena pengaruh warna plankton merah yang terdapat di laut;
f. warna putih bila laut tersebut ditutupi oleh lapisan es.
4. Salinitas
Kandungan unsur kimia paling besar dalam air laut selain air adalah Natrium Chlorida (NaCl) atau garam. Setiap 1 kilometer kubik air laut mengandung sekitar 969 juta ton oksigen, 122 juta ton hidrogen, 21,5 juta ton khlor, dan 12 juta ton natrium. Banyak sedikitnya garam terpengaruh terhadap kegaraman atau salinitas air laut. Salinitas adalah konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat di dalam air laut.
Salinitas air tertinggi terdapat di laut yang terletak di lintang 200 Lu dan 200 LS, kemudian menurun kembali pada daerah lintang tinggi. Di daerah katulistiwa salinitasnya rendah karena curah hujan di daerah ekuator tinggi. Besar kecilnya salinitas sangat dipengaruhi oleh:
a. Bentang laut
Bentang laut yang tertutup biasanya memiliki salinitas yang tinggi karena tidak mudah tercampur dengan air laut atau air tawar lainnya. Contohnya di Laut Hitam, Laut Tengah, Laut Kaspia, dan Laut Mati.
b. Iklim
Daerah yang beriklim sub tropis memiliki salinitas yang tinggi. Hal ini disebabkan di daerah sub tropis curah hujan tidak terlalu tinggi sedangkan penguapan relatif tinggi karena sedikitnya awan.
0 komentar:
Posting Komentar