LAUT/OCEANOGRAFI (TRI RUMHADI, M.Pd)

on Rabu, 30 Maret 2011

Lapisan air (hidrosfer) ditinjau dari lokasinya dapat dibedakan menjadi perairan darat dan perairan laut. Perairan darat merupakan bagian dari hidrosfer dalam bentuk air tanah, sungai, danau, dan rawa, sedangkan perairan laut sebagai bagian terbesar dari hidrosfer adalah dalam bentuk samudera, laut, dan selat.

Zona Pesisir dan Laut

1. Zona Pesisir

Zona pesisir merupakan wilayah sepanjang pantai yang masih dipengaruhi laut dan angin laut. Zona ini berbatasan dengan pantai. Pada zona pantai terjadi gelombang sehingga gerakan air laut permukaan ini mempengaruhi bentuk pantai.

Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah yang unik seperti terdapat hutan mangrove, terumbu karang, pantai, gelombang pasang, dan pulau penghalang yang semua ini hanya terdapat di daerah pesisir. Lingkungan pesisir adalah batas pertemuan antara darat dan laut, dan daerah ini meliputi wilayah sekitar 8% permukaan bumi.

2. Pantai (shore)

Pada dasarnya perairan laut itu menyangkut dua hal, yaitu laut dan pantai. Lautan merupakan wilayah air yang meliputi permukaan lautan, dalam lautan, dan dasar lautan. Sedangkan pantai adalah suatu bentang daratan tempat pasang surutnya air laut. Dengan demikian garis pantai selalu berubah tergantung dari pasang surut air laut.

Kawasan pantai dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Kawasan lepas pantai (offshore) yaitu daerah yang ada di luar lintasan gelombang laut.

b. Kawasan tepi laut depan (foreshore) dibatasai dari zona pasang rendah hingga pasang tinggi.

c. Kawasan tepi laut belakang (backshore) yaitu kawasan yang tidak tergenang laut pada waktu pasang tinggi, tetapi hanya terbenam bila ada gelombang atau pasang yang sangat besar.

3. Gisik (beach)

Gisik adalah wilayah pantai yang material batuan atau tanahnya berupa pasir. Kawasan pantai yang material batuannya bukan pasir seperti batu gamping atau batu vulkanis yang tidak berwujud pasir tidak dapat disebut gisik.

2. Zona Perairan Laut Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau kurang lebih 17.000 buah, baik pulau besar maupun kecil. Sementara itu laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penduduk. Ada beberapa macam pembagian laut:

a. Berdasarkan hukum laut, maka wilayah perairan Indonesia dibagi menjadi;

1) Zona Teritorial

Zona teritorial merupakan wilayah perairan yang secara mutlak dikuasai suatu negara. Zona teritorial ini sejauh 12 mil dari garis pantai pulau terluar yang dihubungkan dengan pulau terluar lainnya. Garis pantai diukur dari tengah-tengah pasang surut air laut pada waktu surut (garis dasar) sampai 12 mil. Zona ini mutlak dikuasai negara sehingga kegiatan dalam bentuk apapun tidak boleh dilewati tanpa izin pemerintah negara yang bersangkutan.

2) Zona Landas Kontinen

Landas Kontinen merupakan kaki benua sebagai kelanjutan benua atau pada batas continental slope, tetapi tidak lebih dari 200 mil jaraknya dari pulau terluar.

3) Zona Ekonomi eksklusif

Zona ini merupakan zona yang dikuasai pemerintah negara yang bersangkutan yang jaraknya 200 mil dari garis dasar pulau terluar. Akan tetapi, kekuasaan negara hanya dalam bidang ekonomi atau memanfaatkan sumberdaya laut atau dasar laut saja.

b. Berdasarkan proses terbentuknya

1) Laut ingresi merupakan laut yang kedalamannya bertambah karena adanya tenaga tektonik vertikal, maka dasar laut patah sehingga dasar laut merosot, misalnya Laut Banda dan Laut Tengah.

2) Laut transgresi merupakan laut yang permukaaannya bertambah luas dan luas daratan berkurang. Laut ini terjadi sewaktu berakhirnya zaman es, sehingga paparan Sunda dan Sahul menjadi laut, seperti Laut Jawa, Laut Arafuru, dan Selat Karimata.

3) Laut regresi merupakan laut yang mengalami penyempitan. Ini terjadi pada awal zaman es. Akibat suhu yang semakin rendah maka terjadi pembekuan es, terjadilah laut sempit di kutub. Contoh laut Bering.

c. Berdasarkan Letaknya

1) Laut tepi merupakan laut yang terletak di tepi benua dibatasi oleh dasar laut continental shelf, seperti Laut Bering, Laut Jepang, Laut Cina Timur, dan sebagainya.

2) Laut tengah merupakan laut yang diapit oleh 2 benua sehingga arus laut pengaruhnya kecil dan arus di laut ini terbentuk secara lokal. Contoh, Laut Mediteran (Eropa-Afrika), Laut Merah (Asia-Afrika), Laut Banda (Asia –Australia), dan lain-lain.

3) Laut pedalaman merupakan laut yang terbentuk di tengah daratan karena penguapan tinggi, curah hujan rendah, dan tidak ada pelepasan air tersebut ke laut, maka airnya menjadi asin, contoh Laut Mati dan Laut Kaspia.

Pemahaman Konsep


1. Lihat dan amati peta Indonesia, lalu diskusikanlah! mengapa kota-kota besar itu kebanyakan dekat dengan pantai/laut? Faktor-faktor apa saja yang membuat daerah tersebut cepat berkembang?

2. Lihat dan amati peta Indonesia, kemudian isilah tabel berikut:

No

Laut berdasarkan Letaknya di Indonesia

Nama Laut

1.

2.

3.

Laut Tepi

Laut Tengah

Laut Pedalaman

Morfologi Dasar Laut dan Gerak Air Laut

1. Morfologi Dasar Laut

Bumi kita, termasuk dasar laut itu tidak datar. Relief dasar laut bervariasi mulai dari punggung laut hingga palung laut. Pembuatan gambar morfologi laut dan kedalaman laut dapat dilakukan dengan menggunakan alat getaran suara (gema) yang disebut echo sounding. Relief dasar laut dapat dibagi sebagai berikut:

a. Berdasarkan kecuramannya

1) Continental shelf (paparan benua)

Relief ini dimulai dari zona pasang surut hingga relief dasar laut yang landai sebagai batas lautan.

2) Continental Slope (lereng benua)

Relief yang membatasi continental shelf dengan dasar laut yang hampir rata, kemiringan relief ini curam. Batas antara continental shelf dan continental slope merupakan batas dari lautan. Continental slope juga dikenal dengan sebutan kaki benua.

3) Deep sea plain (dataran dasar laut)

Relief ini mempunyai lereng yang hampir datar sampai landai karena adanya pengendapan di dasar laut meskipun masih terdapat bentukan seperti punggungan, plato palung, dan gunung api dasar laut yang muncul sebagai pulau gunung api seperti Pulau Rakata.

4) The deeps (laut dalam)

Relief ini curam, sempit dan mencapai kedalaman lebih dari 5000 m. Biasanya, relief ini bentuknya memanjang.

b. Berdasarkan Kedalamannya

1) Zona Litoral (jalur pasang)

Zona ini merupakan tempat pasang dan surutnya permukaan air laut dan batas antara daratan dan lautan.

2) Zona Neritik

Zona ini dibatasi antara tempat pasang surut sampai continental shelf dengan kedalaman, 50-200 m dari permukaan laut. Zone ini penting artinya bagi hewan laut karena sinar matahari mampu menembus perairan, karena itu itu nelayan banyak menangkap ikan di zona ini.

3) Zona Batial,

Merupakan zona laut yang dalamnya antara 200 – 2000 m. Sinar matahari sudah tidak dapat menembus zona ini. Pada zona ini tumbuhan sangat terbatas walaupun binatang laut masih ada.

4) Zona Abysal

Zona ini merupakan zona laut dalam dengan morfologi dasar laut landai sampai datar, meskipun terdapat cekungan yang memanjang yang disebut palung laut. Zona ini sering disebut sebagai lantai benua. Relief dasar laut berdasarkan kedalamannya ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar zona laut berdasarkan kedalamannya

  • Zona Laut Berdasarkan Kedalamannya


c. Berdasarkan Bentuknya

Bentukan di dasar laut diantaranya adalah;

1) Basin dikenal juga dengan lubuk laut. Lubuk laut merupakan cekungan di dasar laut yang bentuknya sama dengan danau di daratan. Contoh basin adalah basin banda dan Sulawesi.

2) Palung laut/trench/trough, merupakan dasar laut yang menyerupai lembah yang dalam dan memanjang. Contoh palung adalah palung Mindanau yang dalamnya 11. 165 meter.

3) Ambang Laut, merupakan bentukan di dasar laut seperti bukit memanjang yang memisahkan 2 laut. Contoh ambang laut di Laut Merah yang memisahkan Samudera Hindia dan Laut Merah.

4) Punggung laut merupakan punggungan rangkaian pegunungan di dasar laut dan puncaknya tidak muncul ke permukaan laut, contohnya rangkaian pegunungan mediterania yang tenggelam di Teluk Benggala.

5) Mid Oceanic ridge merupakan punggungan yang terbentuk akibat tenaga tektonik vertikal di tengah samudera sehingga bentuknya memanjang . Contohnya mid oceanic ridge tengah dasar samudera pasifik

6) Lembah dangkal bekas alur sungai (paparan). Zona neritik sekarang pada zaman es merupakan suatu daratan yang disebut paparan. Contoh paparan di Indonesia adalah Paparan Sunda. Pada Paparan Sunda dulu mengalir sungai-sungai yang ada di utara Pulau Jawa, Kalimantan bagian selatan pantai timur Sumatera.

3. Gerak Air Laut

Air laut mengalami gerakan, baik gerak secara vertikal maupun horizontal. Gerak air laut disebut dengan arus laut. Arus laut dipengaruhi oleh:

1) Gaya tarik bulan dan matahari yang menyebabkan pasang dan surut air laut.

2) Kerapatan air. Semakin tinggi suhu air, maka kerapatannya kurang. Oleh karena itu, suhu air permukaan laut di katulistiwa kerapatannya rendah sedangkan air di dasar laut kerapatannya tinggi, maka air dasar laut di katulistiwa naik ke permukaan.

3) Salinitas (kadar garam) air laut, karena suhu tinggi di katulistiwa, maka terjadi penguapan di daerah katulistiwa dan arus bergerak menuju ke sana. Akibat suhu yang tinggi di katulistiwa, maka curah hujan di daerah katulistiwa juga tinggi. Maka salinitas di daerah katulistiwa rendah.

4) Angin, karena pengaruh angin maka terjadi gerakan permukaan air laut yang searah dengan arah angin tersebut.

4. Pasang Surut

Gerakan air laut, termasuk pasang surut dipengaruhi oleh gaya tarik (gravitasi) bulan dan matahari, terutama oleh bulan karena letaknya yang lebih dekat dengan bumi. Perbedaan pasang dan surut permukaan air laut berbeda karena bentuk, dan jaraknya dengan daratan. Di laut terbuka perbedaan pasang dan surut permukaan air laut hanya sekitar < dari 1 m, tetapi di laut yang dangkal bisa mencapai > 6 m, sedangkan jika pada muara sungai berbentuk estuarium bisa mencapai 15 m.

Berdasarkan kedudukan matahari dan bulan, maka pasang surut permukaan air laut diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

a. Pasang Purnama (pasang setingi-tingginya), merupakan pasang permukaan air laut pada saat bulan, bumi, dan matahari membentuk satu garis. Pada daerah yang berhadapan dan bertolak belakang dengan matahari dan bulan terjadi pasang purnama.

b. Pasang Perbani (pasang serendah-rendahnya), merupakan saat pasang dan surutnya permukaan air laut pada saat kedudukan bulan, bumi, dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat ini permukaan air laut tertarik oleh 2 gaya tarik matahari dan bulan sehingga ketinggian pasang tidak terlalu tinggi dan saat surut tidak terlalu rendah.

Gambar Pengaruh gravitasi bulan dan matahari terhadap peristiwa pasang surut air laut


5. Gelombang

Bila dua zat dengan kepadatan berbeda saling bergesek, maka terjadilah gelombang. Begitu pula yang terjadi, jika permukaan air laut bergesekan dengan angin yang bertiup. Gelombang laut merupakan gerak permukaan air dalam bentuk lingkaran-lingkaran makin ke kedalaman, gerak gelombang makin lonjong, dan akhirnya diam sama sekali. Gerakan itu tampak seperti air berjalan. Namun sebenarnya air laut tetap di tempat. Gerak gelombang masih tetap berjalan walaupun angin berhenti bertiup. Ini disebut deining atau gelombang ketika angin teduh.

Selain dipengaruhi oleh angin, gerak gelombang juga ditentukan oleh kedalaman laut. Jika gelombang melewati dasar laut yang lebih dangkal gerak gelombang di bawah tertahan oleh dasar laut dan membalik ke atas. Pembalikan itu mengakibatkan timbulnya buih di pantai. Angin badai atau topan dengan kecepatan tinggi dan gempa di dasar laut dengan skala tinggi juga dapat menyebabkan gelombang besar. Gelombang besar yang bisa mencapai ketinggian 20 meter itu dinamakan gelombang tsunami.

4026788_320X240.jpg

Gambar Gelombang Tsunami Aceh


6. Arus Laut

Arus laut adalah gerak air laut yang mempunyai peredaran tetap dan teratur. Macam-macam arus laut, antara lain:

a. Berdasarkan letaknya, arus laut dapat dibedakan menjadi:

  1. arus atas, jika arusnya bergerak di permukaan laut;
  2. arus bawah, jika arusnya bergerak di bawah permukaan air laut

b. Berdasarkan suhunya, arus laut dibedakan menjadi:

  1. arus panas, kalau suhunya lebih panas dari suhu air laut di sekitarnya, contoh arus Gulfstrem dan Kurosyiwo;
  2. arus dingin, kalau suhunya lebih dingin dari suhu air laut di sekitarnya, contoh arus Peru, arus Oyasyiwo, dan arus Labrador

c. Menurut terjadinya, arus laut timbul karena:

  1. angin
  2. perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut

  1. perbedaan tinggi permukaan samudera
  2. pengaruh rintangan benua.

Gambar Arus Laut di Dunia

Gambar Macam-Macam Arus Laut Di Dunia


Pemahaman Konsep


1. Kerjakan dengan anggota kelompokmu, dengan menggunakan bahan pasir, semen, kerikil, batuan, kayu, kertas, tripleks, lem,cat, dan bahan lain, buatlah peta timbul laut berdasarkan kecuramannya!

2. Diskusikan dengan teman-temanmu, mengapa di daerah pertemuan arus panas dan arus dingin banyak terdapat ikan? Jelaskan alasan-alasan kalian!

Kualitas Air Laut, Suhu, Kecerahan, dan Salinitas

1. Kualitas Air Laut

Kualitas air laut ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia terlarut dalam air. Permasalahan kualitas dapat ditimbulkan oleh proses alamiah maupun akibat ulah manusia. Misalnya pencemaran air laut akibat limbah industri, rumah tangga, pertanian, buangan minyak, dan tingginya kadar muatan tersuspensi karena erosi. Kualitas air laut dapat dibedakan menjadi 3 hal, yaitu kualitas fisika, kualitas imia, dan kualitas biologi.

2. Suhu Air Laut

Intensitas pemanasan matahari senantiasa berubah sehingga suhu air laut akan berubah sesuai dengan perubahan intensitas penyinaran matahari. Perubahan suhu ini dapat terjadi secara harian, musiman, tahunan, dan jangka panjang.

Suhu air laut berkisar antara – 20C sampai 400 C. Hal ini tergantung musim dan letak pada garis lintang. Fluktuasi suhu permukaan air laut pada umumnya tidak lebih dari 10C setiap harinya, sedangkan suhu maksimum di lautan terbuka tidak akan lebih dari 300 .C

3. Kecerahan (Warna) Air Laut

Perubahan intensitas cahaya di permukaan laut bervariasi berdasarkan musim. Cahaya matahari dapat menembus lapisan perairan hingga mencapai kedalaman 200 m. Dengan adanya cahaya tersebut menyebabkan air laut berwarna. Warna air laut bermacam-macam. Hal ini karena beberapa faktor, yaitu:

a. warna biru karena pengaruh warna langit;

b. warna kuning disebabkan karena adanya lumpur yang berwarna kuning;

c. warna hitam karena adanya lumpur yang berada di dasar laut;

d. warna hijau karena endapan dekat pantai yang memantulkan warna hijau;

e. warnamerah karena pengaruh warna plankton merah yang terdapat di laut;

f. warna putih bila laut tersebut ditutupi oleh lapisan es.

4. Salinitas

Kandungan unsur kimia paling besar dalam air laut selain air adalah Natrium Chlorida (NaCl) atau garam. Setiap 1 kilometer kubik air laut mengandung sekitar 969 juta ton oksigen, 122 juta ton hidrogen, 21,5 juta ton khlor, dan 12 juta ton natrium. Banyak sedikitnya garam terpengaruh terhadap kegaraman atau salinitas air laut. Salinitas adalah konsentrasi rata-rata seluruh garam yang terdapat di dalam air laut.

Salinitas air tertinggi terdapat di laut yang terletak di lintang 200 Lu dan 200 LS, kemudian menurun kembali pada daerah lintang tinggi. Di daerah katulistiwa salinitasnya rendah karena curah hujan di daerah ekuator tinggi. Besar kecilnya salinitas sangat dipengaruhi oleh:

a. Bentang laut

Bentang laut yang tertutup biasanya memiliki salinitas yang tinggi karena tidak mudah tercampur dengan air laut atau air tawar lainnya. Contohnya di Laut Hitam, Laut Tengah, Laut Kaspia, dan Laut Mati.

b. Iklim

Daerah yang beriklim sub tropis memiliki salinitas yang tinggi. Hal ini disebabkan di daerah sub tropis curah hujan tidak terlalu tinggi sedangkan penguapan relatif tinggi karena sedikitnya awan.

PEDOSFER (TRI RUMHADI, M.Pd)

Tanah merupakan lapisan terluar dari bumi bumi kita. Hampir semua orang mengenal tanah, karena tanah merupakan tempat di mana kita berpijak, berdiri dan berjalan. Tanah juga merupakan objek aktivitas mencangkul bagi para petani, tempat pondasi bagi para perancang maupun pelaksana bangunan, dan tempat tanaman hidup berkembang. Tanah begitu penting bagi manusia. Oleh sebab itu, kita harus tetap menjaga tanah dengan mengadakan usaha-usaha untuk mengurangi erosi dan kerusakan tanah serta menjaga kelestarian tanah.

Identifikasi Ciri dan Proses Pembentukan Tanah di Indonesia

1. Pengertian Tanah

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang berasal dari batuan dan zat organik yang mengalami pelapukan. Mineral pembentuk tanah diperoleh dari pelapukan bahan yang terdapat di suatu daerah. Berubahnya batuan atau zat organik menjadi butir tanah diakibatkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah:

a. pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari

b. batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat oleh air

c. akar tumbuh-tumbuhan dapat menerobos dan memecah batu-batuan sehingga hancur

d. binatang-binatang kecil seperti cacing tanah, rayap, dan sebagainya yang membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat yang dapat menghancurkan batuan

e. pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat organik.

2. Proses Pembentukan Tanah

Proses pembentukan tanah sebenarnya dapat dibedakan menjadi proses pelapukan dan proses perkembangan tanah. Proses pelapukan merupakan proses hancurnya bahan induk, baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Proses perkembangan tanah merupakan proses pembentukan horizon tanah. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pembentukan tanah ada lima faktor, yaitu:

a. Bahan induk

Bahan induk adalah bahan yang akan terbentuk menjadi tanah. Bahan ini dapat berupa batuan dan bahan organik. Batuan yang dapat membentuk tanah adalah seperti batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Sedangkan bahan organik adalah bahan yang berasal dari sisa-sisa organisme hidup, baik hewan maupun tumbuhan.

b. Iklim

Iklim merupakan faktor utama pembentuk tanah. Sedangkan unsur utama iklim yang berperan penting dalam proses pementukan tanah adalah suhu udara dan curah hujan.

c. Organisme

Organisme yang dimaksud adalah hewan dan tumbuhan. Organisme sangat berpengaruh pada proses pembentukan tanah, baik sebagai bahan induk maupun pembentuk tanah.

d. Relief

Pembentukan tanah akan lebih cepat jika terjadi di daerah yang memiliki relief datar. Pada lereng yang semakin curam maka erosi semakin hebat, sehingga mengganggu proses pembentukan tanah. Pada tanah yang datar infiltrasi air hujan juga besar sehingga proses pembentukan tanah akan semakin baik.

e. Waktu

Semakin lama waktu pembentukan tanah maka akan semakin tebal pula tanah yang terbentuk. Dalam satu tahun rata-rata pembentukan tanah hanya sekitar 3 mm. Mohr membedakan lima tahap pembentukan tanah, yaitu sebagai berikut:

a. Tahap permulaan, bahan induk masih belum mengalami pelapukan;

b. Tahap juvenil, proses pelapukan sudah mulai berjalan;

c. Tahap viril, proses pelapukan optimum;

d. Tahap senil, proses pelapukan sudah berlanjut;

e. Tahap akhir, proses pelapukan sudah berakhir

3. Profil Tanah

Bila tanah diiris secara vertikal (tegak lurus ke bawah) maka terlihat lapisan-lapisan mendatar yang menyusun tanah. Lapisan-lapisan itu disebut profil tanah. Masing-masing lapisan disebut horizon. Seluruh horizon yang tersusun membentuk solum (ketebalan tanah).


Berikut adalah susunan horizon tanah:

a. Horizon O merupakan lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman dan hewan tanah. Lapisan ini kaya akan humus terdiri dari beberapa horizon dan berwarna gelap.

b. Horizon A merupakan lapisan di bawah horizon O yang masih mempunyai banyak humus, berwarna keabu-abuan dan lebih pucat karena banyak kandungan mineralnya yang hanyut bersama air hujan.

c. Horizon B merupakan lapisan yang berisi sedikit sekali humus, tetapi sebagian dari mineral yang terhanyut dari horizon A diendapkan di sini.

d. Horizon C, merupakan tempat terjadinya pelapukan, dan tempat batuan dihancurkan

e. Horizon R merupakan batuan tua (batuan asli) yang disebut sebagai batuan dasar.

4. Komposisi Tanah

Tanah terdiri atas berbagai mineral, bahan organik, udara, dan air yang dikelompokkan atas komponen padat (mineral dan organik) dan pori-pori (udara dan air).

1. Bahan Mineral

Berasal dari pelapukan batuan secara mekanis dan diteruskan oleh proses kimiawi yang pada akhirnya membentuk mineral yang terdiri dari dua bagian, yaitu mineral primer yang berasal dari perubahan-perubahan yang terjadi secara kimiawi.

2. Bahan organik

Berasal dari sisa-sisa tanaman yang mengalami pelapukan dan termasuk juga di dalamnya mikroorganisme dari hewan-hewan kecil yang mengalami pelapukan.

3. Udara

Antara udara yang terdapat dalam tanah tidak sama dengan udara yang terdapat di atmosfer. Bila di atmosfer udara tidak tetap, maka udara yang terdapat dalam tanah selalu tetap, termasuk kelembabannya yang mencapai 100%.

4. Air tanah

Air ini terdapat dalam pori-pori tanah dan dapat tertahan di dalamnya yang kadangkala jernih dan tidak mengalir karena mengendap dalam pori-pori. Air tanah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu air tanah yang terdapat dalam larutan tanah yang bersifat bebas, dan air tanah yang tertahan dalam pori-pori tanah dan tidak dapat mengalir, sehingga mengandung bermacam-macam garam.

5. Jenis-Jenis Tanah di Indonesia

Tanah merupakan suatu sistem dinamik yang selalu mengalami perubahan-perubahan dalam hal pembentukan, penambahan, dan pengangkutan berbagai unsur di dalamnya. Keadaan inilah yang menyebabkan suatu daerah atau lokasi akan memiliki jenis tanah yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:

a. Tanah Vulkanis

Tanah vulkanis (tuf) adalah tanah yang terjadi dari pelapukan batuan vulkanis. Pada umumnya, air mudah meresap ke dalam jenis tanah ini tetapi daya menahan air sangat kurang sehingga mudah tererosi. Tanahnya sangat subur dan berwarna kelabu bila masih muda. Bila warnanya coklat karena sudah lama terlapuk, maka disebut tanah vulkanis tua. Tanah ini sangat cocok digunakan untuk persawahan, tanaman palawija, tebu, tembakau, sayur-sayuran, perkebunan, dan ladang.

b. Tanah Laterit

Tanah laterit semula adalah tanah vulkanis, tetapi karena sudah mengalami proses pelarutan oleh air hujan dan terkena suhu tinggi sehingga warnanya yang semula kelabu berubah menjadi kemerah-merahan. Makanya tanah ini sering disebut tanah merah. Tanah ini mengandung alumunium dan besi serta tanah ini subur. Di Indonesia, tanah ini banyak terdapat di Kalimantan Barat, Banten Selatan, dan Pacitan.

c. Tanah Podzol

Tanah ini terjadi dari pelapukan batuan yang mengandung kwarsa pada iklim basah dengan curah hujan antara 2500 sampai 3500 mm/tahun. Sifatnya mudah basah jika terkena air. Tanah ini terbentuk dari bahan induk tuf asam, batu pasir dan sedimen kwarsa. Di Indonesia, jenis tanah ini banyak terdapat di pegunungan yang tinggi, seperti Sumatera, Sulawesi, Papua, Jawa Barat, Kalimantan, Maluku, dan Nusa Tenggara. Tanah ini cocok untuk persawahan, perladangan, kebun karet, kopi, dan kelapa. 60% tanah di Indonesia merupakan tanah podzol.

d. Tanah Kapur

Tanah ini berasal dari pelapukan batuan kapur, sehingga banyak mengandung zat kapur. Ciri utamanya adalah sangat mudah ditembus air (poreus) sehingga kurang subur, Karena berasal dari batuan kapur, maka tanah seperti ini adanya si sekitar pegunungan kapur tua. Tanahnya tidak subur, tapi bisa ditanami pohon jati.

e. Tanah Margalith

Tanah margalith berasal dari batuan yang banyak mengandung batuan kapur dengan pengaruh hujan yang tidak merata sepanjang tahun sehingga warnanya berubah menjadi hitam. Tanah seperti ini terdapat di Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara.

f. Tanah Terarosa

Tanah ini terbentuk dari pelarutan batuan kapur. Karena itu banyak dijumpai di dasar-dasar lembah maupun dolina-dolina yang terdapat di Pegunungan Seribu dan Pegunungan Kapur Selatan.

g. Tanah Liat

Jenis tanah ini memiliki butir-butiran yang sangat halus (kurang dari 0,02 mm) dan berbentuk lempeng. Tanah ini memiliki sifat bila basah lekat dan bila kering keras sekali.

h. Tanah Napal

Tanah napal merupakan percampuran antara tanah liat dengan batu kapur. Tanah seperti ini dapat dijumpai di daerah Bayat (Klaten).

i. Tanah Kaolin

Tanah ini sebenarnya merupakan tanah liat, namun memiliki kekhasan sehingga dapat digunakan untuk membuat keramik. Daerah persebarannya ada di sekitar Banjarnegara.

j. Tanah Rawang

Tanah rawang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan di rawa-rawa yang selalu tergenang air. Tanah seperti ini banyak terdapat di pantai-pantai Sumatera Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Papua.

k. Tanah Padas

Tanah jenis ini sangat padat sebagai akibat mineral-mineral yang dikeluarkan oleh air dan lapisan di sebelah atasnya.

l. Tanah Aluvial

Tanah Aluvial berasal dari endapan lumpur yang dibawa oleh aliran air sungai. Warna tanah kelabu dengan tekstur liat dan pejal, Jenis tanah ini terdapat di semua kepulauan di Indonesia, yaitu di lembah-lembah, cekungan, dan di sepanjang aliran sungai besar di seluruh Indonesia.

m. Tanah Organosol

Tanah jenis ini terjadi dari bahan induk organik berupa gambut dan rumput rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun. Tanah ini kaya akan unsur hara. Persebaran tanah ini meliputi daerah pasang surut di dataran timur Sumatera, pantai Kalimantan bagian barat dan selatan, Papua bagian barat dan selatan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

n. Tanah Pasir (Litosol)

Tanah ini berasal dari batuan pasir yang telah lapuk sehingga sangat miskin unsur hara, daya menahan air sangat kurang dan mudah tererosi. Tanah jenis ini terdapat di pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.

o. Regosol

Jenis tanah ini berwarna kelabu tua hingga kuning dengan tekstur pasir. Struktur tanah berupa butir tunggal dengan konsistensi gembur. Kandungan bahan organik rendah dan kesuburannya bervariasi. Persebarannya meliputi daerah abu vulkanik di sumatera Timur, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa, dan Nusa Tenggara.

p. Redsina

Jenis tanah ini berwarna kelabu dan hitam. Tekstur tanah bersifat liat dengan struktur kersai. Konsistensi tanah bersifat gembur dengan pH netral. Persebarannya meliputi batu kapur di Jawa, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua.

q. Grumusol

Jenis tanah ini berwarna kelabu hingga hitam. Teksturnya bersifat liat dengan struktur kersai. Konsistensi tanah bersifat teguh dengan pH netral. Persebarannya meliputi Madura, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan.

r. Andosol

Jenis tanah ini berwarna hitam hingga kuning. Teksturnya berupa lempung hingga debu dan berstruktur remah. Konsistensi yang dimiliki bersifat gembur. Persebarannya meliputi Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, dan Minahasa.

s. Mediteran Merah-Kuning

Sesuai dengan namanya, tanah ini berwarna kuning hingga merah. Teksturnya berupa lempung dengan struktur menggumpal. Konsistensi tanah tergolong gembur hingga teguh. Daerah persebarannya meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara.

t. Litosol

Jenis tanah ini berwarna merah hingga kuning dan bertekstur liat. Strukturnya bersifat remah dengan konsistensi gembur. Tanah ini terbentuk dari bahan induk tuf vulkanik dan batu vulkanik. Persebarannya meliputi Sumatera Utara, sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.

Menurut usia dan tingkat kesuburannya, tanah dibedakan atas:

a. Tanah muda, yaitu tanah yang sedikit sekali mengandung zat makanan sehingga belum subur.

b. Tanah dewasa, yaitu tanah yang mengandung banyak sekali zat makanan sehingga sangat subur, Tanah inilah yang sangat baik untuk pertanian.

c. Tanah tua, yaitu tanah yang mulai berkurang kandungan zat makanannya.

d. Tanah sangat tua, yaitu tanah yang sangat sedikit, bahkan hampir habis zat makanannya yang terkandung di dalamnya sehingga ada yang menyebut jenis tanah ini sebagai tanah mati. Tanah ini sangat tidak subur.

6. Sifat-Sifat Tanah

Dengan mengetahui sifat-sifat tanah akan dapat diketahui tingkat kesuburan tanah. Sifat-sifat tanah dapat dikenali berdasarkan enam hal, yaitu:

a.Warna Tanah

Sifat fisik tanah yang paling mudah dikenali adalah warna tanah. Umumnya semakin banyak bahan organik yang terkandung maka warna tanah akan semakin gelap. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perbedaan warna tanah adalah sebagai berikut:

1. Bahan organik

2. Kandungan mineral

3. Kandungan air tanah

4. Tingkat perkembangan tanah

5. Drainase

6. Tekstur Tanah

Tekstur tanah didefinisikan sebagai perbandingan relatif berbagai golongan besar partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi seperti pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah adalah besar kecilnya butir-butir tanah.

Menurut teksturnya, tanah dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu:

1. Tekstur pasir adalah tanah dengan kandungan pasir lebih dari 70%

2. Tekstur liat adalah tanah dengan kandungan liat antara 35% - 45%

3. Tekstur lempung adalah tanah yang kandungan pasir, liat, dan lempungnya seimbang..

Gambar segitiga Tekstur Tanah

Gambar Segi Tiga Tekstur Tanah


c. Struktur Tanah

Struktur tanah adalah susunan butir-butir tanah. Butir-butir tanah tersusun dari fraksi-fraksi tanah dan agregat-agregat yang saling mengikat sehingga membentuk kemantapan, ukuran, dan bentuk tertentu.

Ada tiga macam struktur tanah, yaitu:

1) Tanah berstruktur lepas. Tanah dikatakan berstruktur lepas jika butir-butir tanah letaknya berderai (lepas satu dengan yang lainnya)

2) Tanah berstruktur remah. Tanah berstruktur remah jika fraksi-fraksi tanah membentuk agregat-agregat tanah sehingga tanah berpori-pori besar.

3) Tanah berstruktur gumpal. Tanah berstruktur gumpal jika fraksi-fraksi tanah melekat sepanjang permukaan yang lebar dan membentuk agregat-agregat tanah dengan pori-pori kecil.

d. Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah adalah reaksi tanah apabila mendapat perlakuan berupa tekanan (kompresi). Konsistensi tanah dapat dibedakan dalam tiga keadaan, yaitu basah, lembab, dan kering. Tabel di bawah ini menjelaskan konsistensi tanah dalam keadaan lembab

Sebutan

Keterangan

Lepas

Sangat gembur

Gembur

Teguh

Sangat teguh

Ekstrem teguh

Tanah kohesi, tanah lepas bebas

Tanah dapat dipecahkan dengan tenaga tangan yang halus

Tanah dapat dipecahkan dengan tenaga tanah yang lembut

Tanah dapat dipecahkan dengan tenaga tangan yang sedang

Terasa ada daya resistensi. Tanah dapat dipecahkan dengan tenaga takanan yang kuat

Tanah dapat dipecahkan dengan tenaga tekan yang amat besar, dan pecah sedikit demi sedikit

e. Derajat keasaaman (pH) Tanah

Derajat keasaman tanah adalah suatu ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan air tanah. Ukuran aktivitas ion hidrogen digunakan sebagai penentu tingkat keasaman tanah. Keasaman tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Perhatikan tabel derajat keasaman tanah di bawah ini:

Derajat Keasaman (pH) Tanah

Sifat Tanah

< 4,5

4,6 – 5,0

5,1 – 5,5

5,6 – 6,0

6,1 – 6,5

6,6 – 7,5

7,6 – 8,0

8,1 – 9,0

> 9,1

Sangat masam sekali

Masam sekali

Agak Masam

Sedikit Masam

Kurang Masam

Netral

Sedikit Alkalis/Basa

Agak alkalis/basa

Sangat alkalis/basa

f. Permeabilitas

Permeabilitas tanah adalah cepat atau lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah, baik ke arah horizontal maupun ke arah vertikal.

g. Solum Tanah

Solum atau kedalaman tanah menunjukkan berapa (cm misalnya) tebal tanah diukur dari permukaan sampai ke batuan induk.

Pemahaman Konsep


1. Amatilah tanah di sekitar anda! Cobalahperkirakan komponen pasir,kerikil, debu, dan lempungnya. Bandingkan dengan hasil pengamatan teman Anda. Kemudian diskusikan,mengapa ada perbedaan komposisi tersebut?

2. Demi keperluan pembangunan , kadang-kadang tanah yang subur digunakan untuk lokasi industri atau permukiman. Bagaimana tanggapan kamu, diskusikan dengan temanmu!

B. Penyebab Terjadinya Erosi Tanah dan Kerusakan Tanah yang Lain Serta Dampaknya Terhadap Kehidupan

1. Pengertian Erosi

Erosi adalah ikut sertanya butiran-butiran tanah dan batu-batuan bersama air yang mengalir, angin bertiup atau bersama gletser yang mengalir di atas permukaan tanah. Ada 2 jenis erosi, yaitu:

a.Erosi geologi

Erosi geologi merupakan suatu proses terkelupasnya tanah dari batuan induk dan perpindahan tanah dari satu tempat ke tempat lain. Erosi ini disebut sebagai suatu proses erosi alami.

b. Erosi Air

Erosi air adalah erosi yang diakibatkan oleh air, baik oleh air hujan, laut, maupun air yang mengalir di permukaan bumi. Ada 5 tipe erosi, yaitu:

1. Erosi percikan

Erosi percikan merupakan erosi yang terjadi akibat air hujan yang menetes dan mengakibatkan tetrlemparnya butiran tanah.

2.Erosi Permukaan (erosi lembar)

Erosi permukaan adalah erosi yang terjadi karena pengangkutan horizon/lapisan tanah bagian permukaan akibat hujan maupun aliran permukaan.

3.Erosi alur

Erosi alur adalah erosi yang terjadi karena air hujan terkonsentrasi yang membentuk suatu alur.

4.Erosi Parit

Erosi parit adalah erosi vertikal dengan hasil erosi berbentuk V. Erosi parit terjadi pada lereng yang sedang sampai dengan curam.

5.Erosi Tebing

Erosi tebing terjadi karena tebing tidak atau kurang tertutup vegetasi sehingga tebing mudah tererosi ketika aliran sungai atau hujan.

2. Penyebab Terjadinya erosi

Proses terjadinya erosi dapat dirumuskan sebagai berikut:

E = f (I, r, v, t, m)


Keterangan:

E = Erosi v = vegetasi

I = Iklim t = tanah

r = relief m = manusia

Jika dimati, bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya erosi diklasifikasikan menjadi 1) yang tidak dapat diubah (alami) dan 2) yang dapat diubah. Dari ke-5 faktor tersebut, 3 faktor seperti iklim, relief, dan tanah merupakan faktor alam yang sulit diubah oleh manusia, kecuali mempengaruhi, sedangkan faktor vegetasi dan manusia masih mudah diubah.

3. Kerusakan Tanah

Tanah merupakan suatu media yang memiliki fungsi:

tempat tumbuh dan perkembangan tanaman, serta tempat terjadinya resapan air sebagai sumber terbentuknya air tanah.

Melalui erosi tanah mengakibatkan lapisan tanah bagian atas sebagai media pertumbuhan dan resapan air hilang. Hilangnya fungsi tanah dapat dikatakan tanah sudah rusak. Rusaknya tanah akibat erosi menimbulkan dampak seperti:

a. tidak tersedianya air tanah untuk pertumbuhan

b. tanah menjadi tidak subur

c. produktivitas pertanian menurun karena hilangnya lapisan atau permukaan

d. penimbunan tanah hasil erosi pada badan sungai sehingga dangkal, dan

e. berkurangnya air tanah.

Pemahaman Konsep


1. Identifikasi lahan yang ada di daerah kamu! jelaskan bagian-bagian mana yang mengalami erosi?

2. Menurut anda unsur-unsur apa saja yang bisa mencemari tanah. Bagaimana usaha untuk menjaga tanah dari pencemaran?

C. Usaha Untuk Mengurangi Terjadinya Erosi Tanah

Teknik yang bisa digunakan untuk mengurangi erosi tanah atau untuk pengawetan tanah adalah dengan melakukan konservasi tanah. Metode konservasi tanah diklasifikasikan menjadi 3 cara, yaitu;

Lahan miring rawan erosi


1. Metode vegetatif

Metode ini digunakan untuk mengurangi erosi dengan cara menanami pohon pelindung pada lahan pertanian. Pada daerah yang gundul perlu rebosisai, sedangkan di daerah perkampungan/permukiman adalah dengan cara penghijauan.

Dengan banyaknya vegetasi pelindung pada daerah terbuka, maka metode ini mempunyai fungsi:

a.mengurangi daya rusak air terhadap tanah

b.mengurangi aliran permukaan dan memperlambat aliran permukaan,

c.meningkatkan peresapan air

2. Metode Mekanik

Metode mekanik merupakan teknik yang diterapkan untuk memperlakukan lahan secara mekanik. Perlakuan tersebut dapat berupa pembuatan saluran air, membuat saluran penampungan hasil erosi, dan lain sebagainya. Contoh metode mekanik antara lain adalah:

a.pengolahan tanah tegak lurus dengan arah lereng

b.pembuatan sengkedan

c.pembuatan guludan,

d.pembuatan saluran penampungan

4. Metode Kimiawi

Metode kimia digunakan untuk memantapkan tanah. Ini dilakukan untuk mengurangi cipratan air terhadap tanah. Pemantapan tanah ini dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:

a. pemakaian bahan kimia di permukaan tanah

b. pemakian dengan mencampur bahan kimia dengan tanah

c. pemakaian bahan kimia pada lubang tanah.